Pengenalan Anak Didik Dalam Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri dari jalur formal, nonformal dan informal saling melengkapi satu sama lain. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal merupkan pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung rangka pendidikan saepanjang hayat. Sedangkan pendidikan nonformal berfungsi sebagai mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan dan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap, keterampilan dan kepribadian seseorang. Pendidikan informal adalah suatu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Seorang manusia yang normal memerlukan pendidikan dalam bagi anak maupun orang dewasa senantiasa membutuhkan suatu rasa dihargai. Si anak tidak akan mudah takut jika memiliki pendidikan yang sangat bisa. Dalam situasi yang
demikian anak akan merasa aman, dihargai, dan disayangi. Si anak tidak akan
merasa takut untuk menyatakan dirinya. Sebab merasa keluarga sebagai sumber
kekuatan yang membangunya. Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling
membantu, saling menghargai, yang sangat mendukung perkembangan mental anak. Di
dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan, dan perkembangan
adalah orang tua. Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena
dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati sebagai manusia. Itulah pentingnya
mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan.
Faktor-faktor umum yang perlu dikenal dalam pentingnya pengenalan
tentang anak didik dalam pendidikan ialah[3]:
- Hakikat anak: anak bukan manusia dalam bentuk kecil, atau seorang dewasa minus beberapa hal yang belum dimiliki. Anak adalah seorang yang berada pada sesuatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.
- Kebutuhan pokok anak: tiap anak membutuhkan hal-hal tertentu dan apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi anak tersebut akan mengalami masalah-masalah tertentu. Kebutuhan pokok dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu: kebutuhan jasmani,kebutuhan kejiwaan (psychologis) dan kebutuhan rohani.
- Langkah-langkah perkembangan: Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa dan rohani juga. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mengambil peranan besar dalam membentuk wayak anak. Dalam perkembangan, ada periode-periode tertentu, dan pada tiap perkembangan terlihat ada sikap, kecenderungan pola sikap, watak dan tingkah laku tertentu, yang menunjukkan kesamaan jika dibandingkan dengan yang terlihat pada teman-teman sebaya
Dalam hal ini faktor-faktor yang mendukung dalam berkembangnya
pendidikan anak didalam pengenalan anak didik dalam psikologi pendidikan diantaranya
yaitu empiris sosial psikologis, empiris transendental, anak pada hakekatnya
baik, dan struktur kejiwaan [4]:
1. Empiris sosial psikologis
Dapat diukur dan diamati secara indrawi, Empiris sosial ini dapat
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak di dalam ataupun
di luar rumah. Biasanya yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan
anak ialah keluarga. Keluarga adalah komponen penting dalam membina dan
membentuk anak menjadi lebih baik. Kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh orang tua selaku pendidik dalam rumah tangga sangatlah penting dalam
pengenalan anak didik. Orang tua adalah ujung tombak keluarga dalam
mengembangklan bakat-bakat yang dimilki oleh seorang anak, baik itu
perkembangan fisik maupun perkembang di bidang keilmuan.
2. Empiris transendental
Dalam perkembangan empiris transendental ini guru adalah ujung
tombak dalam mengatur, mengarahkan dan membimbing anak didik kejalan yang lebih
baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan bersama. Jadi pengalaman
anak dalam pembelajaran yang dilakukan didalam sekolah merupakan proses dalam
perkembangan dan pengenalan anak didik. Teori yang menyatakan bahwa
perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirisnya atau
pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu.
Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang
putih bersih yang belum ada tulisan-tulisanya. Teori empirisme ini dikemukakan
oleh John Locke. Jadi pengalaman-pengalaman anak didik yang diperolah disekolah
akan mempengaruhi perkembangan individu baik itu di bidang fisik maupun
keilmuan.
3. Anak pada hakekatnya baik
Jika seorang anak berpeirlaku kurang baik atau tidak dapat
menuruti segala peraturan yang ada baik itu di sekolah maupun di rumah maka
anak itu bisa dikatakan terjadi benturan. Benturan ini bisa terjadi akibat
kurangnya perhatian dari pendidik itu sendiri, baik itu pendidik yang berasal
dari rumah tangga yaitu orang tua dan juga pendidik dari lingkungan sekolah
yaitu guru. Pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh pendidi akan sangat
berpengaruh terhadap hasil dan perkembangan anak didik. Baik itu terhadap
perilaku sehari-hari maupun dalam sikap dan sifat yang dimilikinya. Jadi jika
seorang anak telah mendapatkan didikan yang kutrang baik maka hasil dan
perkembangan anak didik tersebut otomatis akan kurang baik pula dan sebaliknya
jika seorang anak didik mendapatkan ilmu dan pengalaman dari pendidik dengan
nurisi yang tepat maka hasilnya pun akan tepat pula.
4. Struktur kejiwaan anak yang dibagi menjadi tiga katagori
diantaranya:
•
Nafs
mutmainnah, yaitu nafsu yang tibul dari diri anak yang mengajak kepada
kebaikan, selalu menuruti kehendak orang tuanya, tidak membantah dan selalu
taat kepada Allah serta selalu menjalankan peraturan-peraturan baik itu di
lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
•
Nafs
lawwamah, yaitu jiwa yang sudah sadar dan mampu melihat kekurangan-kekurangan
diri sendiri, dengan kesadaran itu ia terdorong untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan rendah dan selalu berupaya melakukan sesuatu yang
mengantarkan kebahagian yang bernilai tinggi.
•
Nafs amarah,
yaitu jiwa yang masih cenderung kepada kesenangan-kesenangan yang rendah, yaitu
kesenangan yang bersifat duniawi. Nafsu ini berada pada tahap pertama yang
tergolong sangat rendah, karena yang memiliki nafsu ini masih cenderung kepada
perbuatan-perbuatan yang maksiat. Secara alami nafsu amarah cenderung kepada
hal-hal yang tidak baik. `
5. Kebutuhan pokok anak
Kebutuhan pokok anak jauh berbeda dengan kebutuhan pokok orang
dewasa. Kebutuhan anak masih bersifat emosional dan bermain. Hal-hal seperti
makanan sehari-hari itu biasanya anak tidak memperdulikannya kecuali kebutuhan
makanan snack/ makanan ringan. Kebutuhan pkok anak meliputi: kesenangan
terhadap permainan, kesenangan terhadap makanan yang disukainya dan kesenangan
terhadap teman bermainnya. Semakin mengetahui dan mengerti orang tua dalam
memenuhi kebutuhan pokok anak maka semakin membuat anak itu senang dan mudah
untuk menerima pengalaman dan ilmu pengetahuan yang telah disuntikan melalui
kegiatan sehari-harinya.
6. Anak didik tidak boleh diukur oleh kemampuan pendidik
Pendidik ialah ujung tombak bagi kemajuan dan perkembangan potensi
anak didik. Semakin jeli dan ulet seorang pendidik dalam mendidik anak didiknya
maka semakin mudah dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh seorang
pendidik. Akan tetapi seorang pendidk tidak boleh menyamakan dirinya dengan
anak didik. Dengan sifat kesabaran dan keuletan diharapkan seorang pendidik
memberikan dan menyuntikan pelajarannya dengan baik tidak dengan paksaan. Anak
didik butuh waktu dan proses dalam memahami pelajaran yang telah diajarkan,
karena setiap individu memilki potensi yang berbeda-beda dalam memahami
pelajaran yang telah diterangkan oleh seorang pedidik. Seorang pendidik harus
mengetahui potensi-potensi yang sudah ada ddalam diri anak didik.
Sumber : muttaqin
0 Response to "Pengenalan Anak Didik Dalam Pendidikan"
Posting Komentar